Ulama Su', Petaka Dan Fitnah
"Mengapa kamu suruh orang lain
(mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri.
Padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir." (QS.
Al-Baqarah : 44)
Rasulullah SAW bersabda :
"Akan muncul di akhir
zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka
memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan
mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai
harta dan kedudukan). Allah SWT berfirman : 'Apakah dengan-Ku (kasih dan
kesempatan yang kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi
diriku, Aku bersumpah, Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri
yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka)
sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya." (HR. Tirmidzi).
Namanya saja ulama su'
(buruk), tentu pekerjaannya merusak, mangacau, dan menyesatkan. Disebut ulama
karena baju dan lisannya seperti ulama, disebut su' karena perbuatan, ajakan,
dan hatinya jahat. Karena itu, ulama su' termasuk jenis manusia yang berbulu
domba namun berhati serigala.
Ulama su' sekarang ini adalah
generasi penerus dari ulama su' zaman dahulu. Ulama su' mengajarkan tipu daya
untuk mencari celah-celah hukum Allah, sehingga mereka bisa memakan harta
secara batil seperti kisah orang-orang Bani Israil yang diharamkan mencari ikan
pada hari Sabtu, namun mereka halalkan dengan tipu darya yang culup terkenal
itu, atau menghalalkan bangkai dengan cara menccirkannya menjadi minyak lalu
dijual dan dimakan harganya.
Ulama su' adalah peringkat
ulama yang paling rendah, paling buruk dan paling merugi. Ia adalah seorang
alim yang tidak mengamalkan ilmunya dan tidak mengajarkannya kepada manusia. Di
samping itu, ia mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Ia menyuguhkan
keburukan dalam bentuk kebaikan. Ia menggambarkan kebatilan dengan gambar
sebuah kebenaran. Ada katlanya, karena menjilat para penguasa dan orang-orang
dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, pernghargaan
atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Atau ada juga ang
melakukan itu karena sengaja menentang Allah dan Rasul-Nya demi menciptakan
kerusakan di muka buni ini. Mereka tidak lain adalah para khalifah syetan dan
para wakil Dajjal.
Diantara ulama su' ada juga
kelompok yang mengajak kepada kebaikan, namun tidak pernah memberikan
keteladanan. Karena itu, ibnul Qayyim berkata : "Ulama su' duduk di depan
pintu surga dan mengajak manusia untuk masuk ke dalamnya dengan ucapan dan
seruan-seruan mereka. Dan mengajak manusia untuk masuk ke dalam neraka dengan
perbuatan dan tindakannya. Ucapan mereka berkata kepada manusia : 'Kemarilah!
Kemarilah!' Sedangkan perbuatan mereka berkata : Janganlah engkau dengarkan
seruan mereka. Seandainya seruan mereka itu benar, tentu mereka adalah orang
yang pertama kali memenuhi seruan itu." (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim, hal.
61).
Diriwayatkan bahwa Allah SWT
memberi wahyu kepada Nabi Dawud AS : "Wahai Dawud jangan engkau jadikan
antara Aku dan antara dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia,
sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbahku. Karena sesungguhnya
mereka adalah para begal yang membegal jalannya hamba-hambaKu. Sesungguhnya
hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan
bermunajat dari hati mereka." (Jami' Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, I/193).
Asy-Sya'bi berkata :
"Akan ada sekelompok penduduk surga yang melongok, melihat sekelompok
penduduk neraka. Lalu penduduk surga menyapa mereka dengan penuh keheranan,
'Apa yang membuat kalian masuk neraka, padahal kami masuk surga karena jasa
didikan dan ajaranmu?' Mereka menjawab : Sesungguhnya kami memerintahkan kalian
melakukan kebaikan namun kami sendiri melakukannya."
Allah SWT telah mencela
orang-orang semacam ini sejak zaman Nabi Musa AS dan mengabadikan hinaan itu di
dalam kitab suci sepanjang masa, seperti dalam QS. Al-Baqarah : 44, yang
artinya :"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang
kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri. Padahal kamu membaca Al-Kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?" (Mukhtashar jami' Bayanul Ilmi,
Ahmad bin Umar Al-Bairuti, hal. 163).
Contoh Nyata
Contohnya banyak sekali,
seperti ulama yang dalam muktamar telah memutuskan keharaman musik, lalu
setelah pulang ke pesantrennya ternyata di rumahnya terang-terangan memutas
kaset-kaset nyanyian atau bahkan santrinya direstui membentuk group musik atau
qasidah. Ada lagi ulama yang dengan manisnya mengatakan bahwa tugasnya adalah
berdakwah demi kesejahteraan Islam, namun di waktu lain ia malah membolehkan
bahkan mengajak untuk memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin, dan lain
sebagainya.
Satu lagi termasuk kelompok
ulama su' yaitu ulama yang mengajak kepada kebaikan, tetapi dengan cara-cara
kefasikan, seperti berdakwah dengan musik dan gendingan. Mulutnya mengajak ke
surga sementara tangan dan kakinya mengajak orang lain untuk bergoyang
mengikuti syetan. Atau berdakwah dengan menggunakan metode lawak, sehingga
ungkapan yang kotor dan contoh-contoh yang seronok menjadi bumbu wajib dalam
setiap ceramahnya karena target keberhasilannya adalah puasnya hadirin, pemirsa
dan pendengar, dengan gelak tawa dan senyuman lebar sebanyak mungkin. Tema dan
isi dakwah pun dipilih dan dikemas sesuai dengan selera para panitia dan
pengunjung. Mulutnya mengajak kepada iman, namun lawakan dan kebanyolannya
melupakan akhirat. Intinya adalah ia mencari "ridah manusia." Jenis
ulama penghibur (pelawak dan pemusik) ini tidak mengikuti aturan dakwah dalam
syariat Islam, tetapi mengikuti nafsu syetan demi mengejar ridha manusia.
Mereka lupa akan ancaman Rasulullah SAW : "Barangsiapa yang mencari ridha
Allah dengan (resiko mendapat) murka manusia, maka Allah mencukupinya dari manusia.
Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan (menyebabkan) kemurkaan Allah,
maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia." (HR. Tirmidzi, no. 2419).
Alhasil ulama su' adalah
perusak agama, pemadam sunnah, pelindung bid'ah, pelopor maksiat. Sesungguhnya
tepat ungkapan ibnul Mubarak : "Tidaklah merusak agama ini melainkan para
raja, ulama su', dan para rahibnya."
Hal ini karena manusia ini
bergantung kepada ulama (ahli ilmu dan amal), ubbad (ahli ibadah) dan muluk
(umara, aghniya'). Jika mereka baik, manusia akan baik dan juka mereka rusak,
pasti dunia menjadi rusak. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/462).
Umar berkata kepada Ziyad bin
Hudair : "Apakah kamu mengerti apa yang merusak Islam?" Ziyad berkata
: "Tidak." Umar berkata : "Tergelincirnya seorang alim, debatnya
orang munafik -dengan ayat Al-Qur'an- dan (penetapan) hukumnya para imam yang
menyesatkan." (Riwayat Ad-Darimi).
Ulama su' sejatinya adalah
da'i-da'i neraka. Dalam hadits Hudzaifah ra, ketika dia bertanya kepada
Rasulullah SAW : "Sesungguhnya kita dulu ada dalam kejahiliyahan lalu
Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan
ini ada keburukan?" Beliau menjawab dalam ucapannya yang panjang sampai
berkata : "ya, para da'i di ambang pintu Jahannam. Siapa yang mendatangi
ajakannya pasti akan mereka lemparkan ke dalamnya." (HR. Al-Bukhari, 7084,
dan lain-lain).
Ulama su' menjadi musuh
Allah, mereka sebegitu buruknya karena memutar balikkan urusan, maka
benar-benar terbalik. Mestinya salah seorang mereka bisa menjadi pengajak dan
penyeru kepada jalan Allah, ternyata mereka sesat dan menyesatkan, mengajak
kepada jalan syetan. (Dari ucapan Ali ra, Ad-Dakwatul Tammah, Abdullah
Al-Hadrami. hal. 42).
Ulama su' adalah ulama fasik
yang akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka sebelum para penyembah berhala,
karena salahnya orang yang mengerti tidak sama dengan orang yang tidak
mengerti. (Mukhtashar Jami' Bayanil Ilmi, 164).
Ya Allah, jadikanlah manfaat
untuk kami apa yang telah engkau ajarkan kepada kami dan ajarkanlah terus
kepada kami apa yang bermanfaat untuk kami. (Abu Hamzah As-Sanuwi).
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar