Mengenal Istilah Wahabi


📝 Mengenal Istilah Wahabi
📝➡️➡️➡️➡️ Benarkah Para Ulama Arab Saudi Adalah Wahabi ⁉️
Manhaj Salaf bukanlah aliran baru di dalam Islam melainkan metode berdasarkan pemahaman 3 generasi, yaitu:
1️⃣ Para sahabat Nabi Muhammad ﷺ
2️⃣ Tabi'in
3️⃣ Tabiu't Tabi'in
Pemahaman atau metode untuk kembali kepada ajaran monoteisme murni, yaitu kembali kepada ajaran Islam sesungguhnya berdasarkan kepada Al-Qur'an dan Hadist serta bersih dari segala ketidakmurnian seperti praktik-praktik yang dianggap bid'ah, syirik dan khurafat.
📕 Rasulullah ﷺ bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah ﷻ, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa diantara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan”
(📚 HR. At-Tirmidzi No. 2,676)
📕 Beliau ﷺ juga bersabda:
“Aku akan mendahului kalian di Al-Haudh (telaga Al-Kautsar). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari Al-Haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata: ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah ﷻ berfirman: ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu'“
(📚 HR. Bukhari No. 6,576 dan 7,049)
Sementara penentang Manhaj Salaf menyebutnya Wahabi sebagai gerakan sektarian yang menyimpang, sekte keji dan sebuah distorsi ajaran Islam.
🕋 Dakwah utama Manhaj Salaf adalah Tauhid kepada Allah ﷻ. Ibnu Abdul Wahab رحمه الله تعالىٰ dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Ibnu Taymiyyah رحمه الله تعالىٰ dan mempertanyakan interpretasi Islam dengan mengandalkan Al-Qur'an dan Hadits. Beliau mengincar kemerosotan moral yang dirasakan dan kelemahan politik di semenanjung Arab dan mengutuk penyembahan berhala, pengkultusan orang-orang suci, pemujaan kuburan orang yang shaleh dan melarang menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah.
🗣️ Bahkan Presiden RI yang pertama, Bapak Ir. Soekarno pernah berpidato tentang pujiannya kepada orang-orang yang menegakkan kemurnian ajaran agama Islam. Dalam salah satu tulisannya, Presiden Soekarno menyatakan pandangannya terhadap Manhaj Salaf sebagai berikut:
"Tjobalah pembatja renungkan sebentar "padang-pasir" dan "Manhaj Salaf" itu. Kita mengetahui djasa Manhaj Salaf jang terbesar: ia punja kemurnian, ia punja keaslian, murni dan asli sebagai udara padang-pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!" Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid'ah. Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid'ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan!"
Ir. Soekarno, "Dibawah Bendera Revolusi"
(Kumpulan tulisan dan pidato-pidato jilid pertama, cetakan kedua, tahun 1963. halaman 390)
📝➡️➡️➡️➡️ Tabayyun Terhadap Fitnah Yang Dituduhkan
Karena hari demi hari dakwah tauhid semakin tersebar mereka para musuh dakwah tidak mampu lagi untuk melawan dengan kekuatan, maka mereka berpindah arah dengan memfitnah dan menyebarkan isu-isu bohong supaya mendapat dukungan dari pihak lain untuk menghambat laju dakwah tauhid tersebut. Diantara fitnah yang tersebar adalah sebutan wahabi untuk orang yang mengajak kepada tauhid. Sebagaimana lazimnya setiap penyeru kepada kebenaran pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan onak duri dalam menelapaki perjalanan dakwah.
📕 Sebagaimana telah dijelaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالىٰ dalam kitab beliau Kasyfus Syubuhaat:
“Ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya di antara hikmah Allah ﷻ tidak mengutus seorang Nabi pun dengan tauhid ini, melainkan Allah ﷻ menjadikan baginya musuh-musuh, sebagaimana firman Allah ﷻ:
“Demikianlah Kami jadikan bagi setiap Nabi itu musuh, (yaitu) syaitan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada bagian yang lain perkataan indah sebagai tipuan.”
(📖 QS. al-An-‘am: 112)
Bila kita membaca sejarah para Nabi, tidak seorang pun diantara mereka yang tidak menghadapi tantangan dari kaumnya bahkan diantara mereka ada yang dibunuh termasuk Nabi Muhammad ﷺ diusir dari tanah kelahirannya, beliau dituduh sebagai orang gila, sebagai tukang sihir dan penyair, begitu pula pera ulama yang mengajak kepada ajarannya dalam sepanjang masa. Ada yang dibunuh, dipenjarakan, disiksa dan sebagainya. Atau dituduh dengan tuduhan yang bukan-bukan untuk memojokkan mereka di hadapan manusia agar orang lari dari kebenaran yang mereka serukan.
Hal ini pula yang dihadapi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالىٰ, sebagaimana yang beliau ungkapkan dalam lanjutan surat beliau kepada penduduk Qashim:
“Kemudian tidak tersembunyi lagi atas kalian, saya mendengar bahwa surat Sulaiman bin Suhaim (seorang penentang dakwah tauhid) telah sampai kepada kalian, lalu sebagian di antara kalian ada yang percaya terhadap tuduhan-tuduhan bohong yang ia tulis yang mana saya sendiri tidak pernah mengucapkannya, bahkan tidak pernah terlintas dalam ingatanku seperti tuduhannya:
1️⃣ Bahwa saya mengingkari kitab-kitab mazhab yang empat
2️⃣ Bahwa saya mengatakan bahwa manusia semenjak enam ratus tahun lalu sudah tidak lagi memiliki ilmu
3️⃣ Bahwa saya mengaku sebagai mujtahid
4️⃣ Bahwa saya mengatakan bahwa perbedaan pendapat antara ulama adalah bencana
5️⃣ Bahwa saya mengkafirkan orang yang bertawassul dengan orang-orang shaleh
6️⃣ Bahwa saya pernah berkata "Jika saya mampu saya akan runtuhkan kubah yang ada di atas kuburan Rasulullah ﷺ"
7️⃣ Bahwa saya pernah berkata: "Jika saya mampu saya akan ganti pancuran ka’bah dengan pancuran kayu"
8️⃣ Bahwa saya mengharamkan ziarah kubur
9️⃣ Bahwa saya mengkafirkan orang bersumpah dengan selain Allah ﷻ
Jawaban saya untuk tuduhan-tuduhan ini adalah sesungguhnya ini semua adalah suatu kebohongan yang nyata. Lalu beliau tutup dengan firman Allah ﷻ:
“Wahai orang-orang yang beriman jika orang fasik datang kepada kamu membawa sebuah berita, maka telitilah agar kalian tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan.”
(📖 QS. Al-Hujuraat: 6)
1️⃣ Mas’ud an-Nadawy, Muhammad bin Abdul Wahab Muslih Mazlum
2️⃣ Abdul Aziz Abdul Lathif, Da’awy Munaawi-iin li Dakwah Muhammad bin Abdil Wahab
3️⃣ Prof. Dr. Sholeh Fauzan, Min A’laam Al Mujaddidiin
📕 Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di saat menerangkan Surah Al-Hujuraat ayat 6 di atas, beliau berkata:
"Termasuk adab bagi orang yang cerdas, yaitu setiap berita yang datang dari orang kafir hendaknya dicek terlebih dahulu, tidak diterima mentah-mentah. Sikap asal-asalan menerima amatlah berbahaya dan dapat menjerumuskan dalam dosa. Jika diterima mentah-mentah, itu sama saja menyamakan dengan berita dari orang yang jujur dan adil. Ini dapat membuat rusaknya jiwa dan harta tanpa jalan yang benar. Gara-gara berita yang asal-asalan diterima akhirnya menjadi penyesalan."
Akhy wa ukhty fillah, sikapilah berita yang ada dengan cermat di berbagai media yang ada seperti di internet, TV dan radio. Berita-berita yang ada bukanlah dari orang yang jujur, namun dari orang yang ingin cari ketenaran, ingin ratingnya naik, ingin buat sensasi dan ada yang maksudnya demi mendapat penghasilan semata. Tugas kita harus pandai-pandai mengkroscek dan mencari kebenaran suatu berita tidak memasukkan dalam telinga begitu saja atau bahkan dengan mudahnya disebar pada yang lain.
Bontang, 9 Juni 2019
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم,

Pesan penulis ✍🏻:
1️⃣ Perlu dipahami dan dijadikan prinsip bagi setiap orang yang beriman dan berilmu bahwa ibadah dalam agama Islam bersifat Tauqifiyah (Menunggu Dalil berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah) karena hukum asal ibadah adalah HARAM, terkecuali jika ada DALIL yg memerintahkan-nya.
2️⃣ Apapun bentuk ibadah tersebut dan siapapun yang mengajarkannya, satu HARGA MATI bahwa SEMUA HARUS BERDALIL berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dan jika menunjukkan tanpa Dalil yang jelas, maka itu bukanlah ibadah meskipun itu dinilai baik serta terlihat seperti ibadah
3️⃣ Islam itu mudah, bila ada dalil yang jelas, maka kerjakan dengan ikhlas untuk diamalkan dan bila tidak ada dalil yang kuat, maka segera tinggalkan karena tanpa dalil yang jelas dan kuat ibadah tersebut tertolak
4️⃣ Jangan gunakan akal dan perasaan untuk menolak dalil dan kita diberikan akal bukan untuk menentang dalil ataupun perkara baru dalam agama, akan tetapi akal dipakai untuk memahami dalil dan tunduk kepada dalil tersebut
5️⃣ Allah ﷻ berfirman:
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata."
(📖 QS. Al-Ahzab: 36)
•┈┈••••••••••••○○❁🌻🗣️🌻❁○○••••••••••••┈┈•

0 komentar:

Posting Komentar