Wanita Yang Kematiannya disambut malaikat dan Jin Pencuri Uang

[21/6 19.04] Fadli Ramadhan: WANITA YANG KEMATIANNYA DISAMBUT PARA MALAIKAT

Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’.

Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.

“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar,
“Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,

“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

*“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”*

Mata Amar bersinar-sinar. *“Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”*

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.

“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. *“Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”*

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, *“Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”*

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. *“Kau tidak takut, nak?..”*

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.

Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
*“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”*

Sang utusan mengerutkan keningnya.
*“Tapi engkau wanita, ya Ibu….”*

Nusaibah tersinggung, *“Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..”*

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada.

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.

*“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”*

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.

Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya.
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.

Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..”

Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, *“Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..”*

“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”

*“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..”*

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.

Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

*Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.*

Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,

*“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”*

Subhanallah...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...

Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang.

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..

Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam ?

Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang di jalan Allah. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka kita harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu.
Wallahu'alam..
[21/6 19.09] Fadli Ramadhan: *Jin pencuri uangAssalamu’alaikum ustad.

Orang tua angkat ane adalah seorang pegawai pos di sebuah kantor pos di cepiring, kendal jawa tengah.

Rumah dinasnya menyatu dengan kantornya. sudah dua tahun belakangan ini uang di kantor sering lenyap dengan tidak wajar. uang yg disimpan dari transaksi harian yg diletakkan didalam laci kantor pada sore harinya (jam tutup kantor), sudah dihitung dengan cermat berjumlah 10 juta, namun pada keesokan paginya uang itu setelah dihitung hanya berjumlah 7,5 juta.

Sering begitu tiap malamnya, hingga pada tahun kemaren saja (2008) orang tua saya menanggung rugi 50 juta. tahun 2007 juga lebih kurang sebanyak itu. bahkan walaupun letak uang dipindahkan kerumah sebelahnya tetap saja berkurang.

Memang, dari cerita2 yg berkembang di masyarakat sekitar itu, mereka banyak sekali yg mengatakan bahwa ada di antara penduduk sekitar itu yang memelihara jin dalam rangka mendapatkan kekayaan (pesugihan).

Saya mohon solusinya yang syar’ie ustad, sebab, kasihan orang tua saya bahkan kemaren sudah memanggil semacam paranormal2 yg notabenenya mempraktekkan syirik2 seperti itu.

Saya tunggu solusi dari ustad… JazakAllah…

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Okrisnaldi yang dimuliakan Allah

Semoga Allah memudahkan permasalahan yang sedang dihadapi orang tua angkat anda dan membimbingnya untuk selalu mencari solusi dengan cara-cara yang dibenarkan agama.

Jin memang bisa mencuri harta seseorang dari tempat penyimpanannnya, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh yang berkata,”Rasulullah saw menugaskanku untuk menangani zakat ramdhan. Ketika aku sedang melaksanakannya, seseorang datang dan mulai menggerayangi makanan sehinga aku membekuknya. Aku berkata’Demi Allah aku akan membawamu kepada Rasulullah saw!” orang itu memohon dengan sangat,’Sesungguhnya aku orang miskin dan aku mempunyai tanggugan. Aku sangat membutuhkan.’ Maka kubiarkan dia pergi.

Pagi berikutnya, Nabi saw berkata,’Wahai Abu Hurairoh, apa yang dilakukan tawananmu semalam?’ dia berkata,’Dia mengeluh sedang dalam keadaan membutuhkan dan punya keluarga maka saya membiarkannya pergi.’ Nabi saw mengatakan,’Sesungguhnya dia bohong kepadamu dan ia akan kembali.’ Karena aku tahu bahwa orang itu akan kembali, maka aku menunggu dia.

Ketika dia datang dan mulai mengumpulkan makanan, aku menyergapnya dan berkata,’Aku pasti akan membawamu kepada Rasulullah! Dia memohon dengan sangat,”Biarkan aku pergi!Sesungguhnya aku miskin dan aku benar-benar punya keluarga. Aku tidak akan kembali lagi.’ Maka aku kasihan padanya dan membiarkan dia pergi. Pagi berikutnya Rasulullah berkata,’Wahai Abu Hurairoh apa yang dilakukan tawananmu semalam? Aku katakan bahwa aku kasihan padanya dan membiarkannya pergi. Nabi saw berkata,’Sesungguhnya ia berbohong kepadamu dan dia akan kembali lagi.’

Maka aku menunggu dia dan menangkapnya ketika ia mulai menebarkan makanan. Aku berkata, ’Demi Allah, aku akan membawamu kepada Rasulullah. Ini adalah kali yang ketiga, dan engkau berjanji tidak akan kembali. Namun engkau kembali lagi!’ ia berkata, ‘Biarkan aku memberimu beberapa kalimat dengan itu Allah akan memberi keuntungan kepadamu.’ Aku mengatakan, ’Apa itu?’ Dia menjawab,’Bilamana engkau pergi tidur, bacalah ayat kursi dari awal hingga akhir. Jika engkau membacanya, seorang penjaga dari Allah akan mendampingimu dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.’ Kemudian aku membiarkannya pergi.

Pegi berikutnya Rasulullah saw berkata, ’Apa yang dilakukan tawananmu semalam?’ Aku menjawab, ’Ia mengajariku beberapa kalimat dengan itu Allah akan memberi keuntungan padaku, sehingga aku biarkan dia pergi.’ Ketika Nabi saw menanyakan kalimat apa itu, aku mengatakan kepadanya saw bahwa itu adalah ayat kursi untuk dibaca sebelum pergi tidur. Aku juga mengatakan pada beliau bahwa orang itu berkata bahwa seorang penjaga dari Allah akan mendampingiku dan setan tidak akan mendekatiku sampai aku bangun di pagi hari.’

Nabi saw berkata,’Sesungguhnya ia berkata benar, meskipun ia seorang pembohong yang terpaksa. Wahai Abu Hurairoh!tahukah kamu dengan siapa engkau berbicara pada tiga malam lalu itu?’ Aku menjawab,’tidak.’ Beliau saw menjawab,’Itu adalah jin dari golongan setan.” (HR. Bukhori)

Sebagai seorang muslim tidak sepatutnya mendatangi seorang paranormal yang menganggap bahwa dirinya bisa mengetahui berbagai kejadian yang ghaib dikarenakan hal ini dilarang oleh Rasulullah saw, didalam sebuah haditsnya disebutkan,”Barangsiapa yang mendatangi arrof dan tukang tenung kemudia orang itu membenarkan apa yang dikatakannya maka sungguh telah mengingkari apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw” (HR. Imam yang empat dan Hakim)

Al Baghowi mengatakan bahwa ‘arrof adalah orang mengaku bahwa dirinya mengetahui tentang berbagai permasalahan, maksudnya : bahwa arrof adalah orang yang memberikan informasi tentang berbagai kejadian seperti pencurian dan siapa pencurinya dan kehilangan dan dimana tempatnya. (Fathul Majid hal 285)

Sebagai seorang muslim yang telah bersyahadat haruslah berlindung hanya kepada Allah swt Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa dan tidak kepada selain-Nya didalam urusan-urusan yang tidak ada yang menyanggupinya kecuali Allah swt.

Yang harus orang tua angkat anda saat ini lakukan selain dari berbagai upaya manusia untuk tetap menjaga keamanan tempat penyimpanan uang tersebut baik dengan menguncinya secara rapat, meminta agar seorang menjaganya dan lainnya maka berbagai upaya untuk terus mendekatkan diri dan meminta perlindungan kepada Allah juga harus dilakukan, diantaranya :

1. Membiasakan untuk membaca ayat kursi setiap hari terutama apabila dia atau orang yang menjaganya hendak pergi tidur, seperti yang ditunjukkan hadits diatas.

2. Membiasakan untuk melakukan dzikir harian setiap pagi dan petang.

3. Memperbanyak membaca Al Qur’an terutama surat Al Baqoroh, sebagaimana hadits Rasulullah saw,”Jangan jadikan rumahmu seperti kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang selalu dibacakan didalamnya surat Al Baqoroh.” (HR. Muslim)

4. Membaca al mu’awwidzatain (surat al Falaq dan an Naas), sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Sa’id berkata,”Rasulullah saw biasa meminta perlindungan dari jin dan pandangan jahat sampai al muawwidzatain diturunkan. Ketika diturunkan, beliau menggunakannya dan meninggalkan yang selainnya.” (HR. Tirmidzi)

Wallahu A’lam

Copyright © 2018 All rights reserved.
Eramuslim.com - Media Islam Rujukan

Full Version

0 komentar:

Posting Komentar