Sa'ad bin Abi Waqqash merupakan sahabat sekaligus paman Rasulullah Saw. Sebagai pemuka sahabat yang paling awal masuk Islam, beliau pandai menjaga marwah dirinya dan pemuka-pemuka sahabat lainnya dari segala macam berita fitnah.
Secara pribadi beliau pernah difitnah dan dilaporkan oleh penduduk Kuffah kepada Umar bin Khattab. Sebagai Gubernur pertama Kota Kuffah-Irak, beliau dituduh buruk cara shalatnya. Khalifah lalu memanggil Sa'ad untuk dimintai keterangan. Mendengar laporan tersebut, Saad tertawa. Kemudian ia menanggapi tuduhan tersebut dengan mengatakan, “Demi Allah, sungguh aku shalat bersama mereka seperti shalatnya Rasulullah. Kupanjangkan dua rakaat awal dan mempersingkat dua rakaat terakhir”.
Sa'ad juga pernah menerima berita fitnah dari seorang pemuda tentang tuduhan kejelekan; Ali, Thalhah, Zubair. Beliau tidak merespon berita fitnah itu. Sebaliknya beliau mencegah agar berita fitnah itu tidak menyebar luas. Rupanya pemuda penyebar berita fitnah itu tak sadar dengan larangan Sa'ad bin Abi Waqqash dan menyebarkan berita bohong itu secara massif.
Agar tidak timbul gejolak, Sa'ad bin Abi Waqqash berdoa kepada Allah: "Ya Allah, jika engkau tahu ada seorang pemuda yang telah berani mencaci pemuka-pemuka Islam yang jelas banyak kebaikannya itu, maka berikanlah pelajaran bagi dirinya." Doa sahabat yang dikenal paling mustajab di antara sahabat-sahabat Rasulullah inipun dikabulkan Allah Swt.
Tak berselang lama, tiba-tiba datang onta mengamuk melabrak apa saja yang ada di depannya. Onta itu menerjang pemuda yang sedang asyik menebar fitnah di tengah kerumunan massa. Pemuda itu diinjak-injak onta yang mengamuk tanpa ada seorangpun yang dapat menolongnya hingga mati terkapar. Hal itu berkat do'a Sa'ad bin Abi Waqqash yang tak rela jika umat Islam ditenggelamkan berita fitnah.
Jangankan pendirian Sa'ad bin Abi Waqqash goyah terpengaruh berita fitnah, dalam satu riyawat disebutkan bahwa laut saja tak mampu menenggelamkan dirinya. Pada saat beliau dikirim khalifah Umar bin Khattab bersama pasukan Islam ke kota Qudsiyyah (terletak di antara Hilian-Kufah), terjadi peristiwa aneh. Beliau bersama pasukannya mampu melintasi teluk Persia dengan cukup mengendarai kuda.
Disebutkan dalam kitab Rijal Hawla al-Rasul, halaman 81: Sa'ad memerintahkan pasukannya bersama-sama membaca "Hasbunallah wa ni'mal wakil". Beliau lalu menarik pelana kudanya kuat-kuat dan begitu pula pasukannya. Tak satupun pasukan yang tertinggal. Mereka mampu mengendarai kuda bersama-sama dan berjalan tenang seperti di atas daratan. Mereka saling berkomunikasi satu dengan yang lain, seolah tidak ada genangan air yang mengelilingi mereka.
Pasukan Sa'ad bin Waqqash mendarat selamat. Air laut yang seharusnya menenggelamkan setiap benda badat, berkat pertolongan Allah, tak mampu menenggelamkan Sa'ad bin Waqqas. Subhanallah!
M. Ishom el-Saha (Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten)
0 komentar:
Posting Komentar