_(Kisah Nyata)_
*PENYAKIT JANTUNG KORONER SEMBUH MELALUI TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH*
Pada tahun 2017 lalu, seorang pria pengusaha muda di Kota Malang, datang menemui saya dengan membawa berkas hasil laboratorium medis. Seorang pria yang masih berumur 35-an tahun, berperawakan sedang, menyampaikan vonis yang diberikan oleh pihak medis, bahwa dia terkena penyakit Jantung Koroner dan harus dilakukan tindakan paling lambat pada minggu tersebut bila tidak ingin semakin memburuk kondisinya.
Dari hasil medis yang dibawanya, salah satu yang saya “awasi” adalah hasil dari EKG (Elektrokardiagram) yang bersangkutan. Secara mendasar, EKG itu merekam aktifitas listrik jantung kita dengan pola “garis-garis”.
Pada prinsipnya, ada 5 (lima) komponen dasar yang harus dimiliki dari sebuah gambaran EKG normal, yaitu Gelombang P, Segmen PR, Gelombang Kompleks QRS, Gelombang ST, dan Gelombang T.
Seseorang akan dikatakan normal Jantungnya apabila kelima komponen tersebut ada dalam rekaman EKG. Bila salah satu dari komponen tersebut tidak ada, maka bisa dikatakan kondisi jantungnya abnormal.
Namun EKG juga terkadang harus dilakukan oleh pasien sambil dia beraktifitas, seperti direkam saat menggunakan sepeda statis ataupun pijakan statis lainnya, guna mendeteksi keabnormalan yang tersembunyi.
Selain EKG, ada beberapa komponen medis lain yang juga perlu diperhatikan sebelum menentukan apakah seseorang terdeteksi terkena penyakit Jantung atau tidak.
Kembali kepada kasus pengusaha muda di atas, yang bersangkutan memang telah dinyatakan terkena serangan Jantung Koroner oleh pihak medis.
Sebelum saya ruqyah, saya tanyakan kondisi beberapa titik di tubuhnya apakah mengalami kesakitan ataukah tidak ketika disentuh dengan lembut ataupun dengan sedikit tekanan. Ternyata dinyatakan oleh yang bersangkutan bahwa beberap titik yang ditekan itu mengalami kesakitan.
Singkat cerita, berdasarkan diagnosa anamnesis yang dilakukan, setelah melakukan mukadimah dan proses pertaubatan, akhirnya dilakukan ruqyah. Ketika akan dilakukan ruqyah, ternyata hampir seluruh tim operasional menginginkan untuk diruqyah juga secara bersamaan pada hari itu. Alhasil, pada hari tersebut kita lakukan ruqyah massal seluruh karyawan dari perusahaan milik pengusaha muda tersebut.
Setelah selesai ruqyah massal, saya fokuskan untuk meruqyah pengusaha tersebut secara khusus, dengan ruqyah penyakit Jantung. Tidak ada efek yang berarti dari ruqyah tersebut, yang ada hanyalah banyak cairan yang keluar dari tubuh pasien, baik itu berupa keringat, ingus, lendir, dan juga air mata.
Tiga hari berikutnya, ruqyah ke dua dilakukan kembali dan reaksi cairan-cairan tubuh yang keluar jumlahnya sudah banyak berkurang. Sementara beberapa titik tubuh yang sakit ketika ditekan juga sudah menghilang. Begitu juga Jantung yang selama ini selalu berdebar dan sakit, sudah mulai banyak berkurang rasa sakitnya.
Tiga hari kemudian sejak ruqyah kedua dilakukan, dilaksanakanlah ruqyah ketiga. Pada ruqyah kali ini, pasien merasakan bahwa tekanan pada Jantungnya yang selama ini terasa menekannya sudah mulai menghilang sama sekali. Begitu juga cairan-cairan dari dalam tubuh selama proses ruqyah sudah sama sekali tidak ada. Dan saya sarankan kepada pasien agar melakukan medical check-up, khususnya untuk keluhan pada Jantungnya.
Empat hari kemudian, saya diberi kabar oleh yang bersangkutan, bahwa hasil dari medical check-up pasca ruqyah, dan juga hasil dari konsultasi dengan dokter spesialis Jantung yang selama ini merawatnya, pasien dinyatakan telah sembuh sama sekali dari penyakit Jantung yang dideritanya…..Allahu akbar, Alhamdulillah….
Kasus serupa juga baru saja terjadi, yaitu pada minggu ini, 21 Januari 2019, yang mana hal ini terjadi pada seorang ibu paruh baya yang juga divonis terkena Jantung Koroner.
Dan sama seperti kasus di atas, karena beliau seorang roqi, maka saya berikan mekanisme ruqyah mandiri khusus untuk penyembuhan Jantungnya. Dan terakhir beliau datang ke rumah saya untuk kemudian diruqyah.
Sepulang ruqyah dari rumah saya, siangnya beliau check-up ke dokter spesialis Jantung (karena memang sudah bikin janji sebelumnya dengan dokter tersebut), dan melakukan serangkaian test Jantung. Alhamdulillah, hasil dari serangkaian test tersebut menyatakan bahwa beliau sembuh dari penyakit Jantung Koronernya.
Maha Besar Allah….Maha Kuasa Allah…dan Allahlah Yang Maha Menyembuhkan…
Pointnya adalah, ubahlah pola pikir kita mengenai penyakit atau apapun di dunia ini. Bahwa semua dari Allah, dan segala sesuatu akan kembali kepada Allah. Allah yang memberikan kita sakit dan Allah jualah yang akan menyembuhkan sakit kita. Dalam proses penyembuhan, lakukanlah ikhtiar-ikhtiar yang sesuai Sunnah, yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan al Hadits. Karena, disana ada berkah, disana ada petunjuk, dan disana ada penyembuh.
Para pembaca yang dirahmati Allah, kembali saya mengajak kepada diri saya dan juga kepada para pembaca sekalian, al Qur’an telah menyebutkan bahwa al Qur’an adalah penyembuh bagi segala penyakit yang kita derita. Tidak kurang ada 6 (enam) ayat dalam al Qur’an yang menyatakan bahwa al Qur’an adalah sebagai penyembuh. Ayat-ayat tersebut merupakan firman Allah SWT, yang tidak mungkin ada keraguan didalamnya, yang tidak mungkin ada kebohongan didalamnya.
Malah justru sebaliknya, kebanyakan dari kita ragu, bahkan tidak percaya bahwa al Qur’an itu sebagai penyembuh. Kita lebih percaya pada ucapan dari makhlukNya, yang notebene ilmunya sangat terbatas.
Mari kita kembali ke al Qur’an, jadikan al Qur’an sebagai pedoman hidup kita, sebagai lentera jalan hidup kita, dan jadikan pula al Qur;an sebagai terapi atas segala masalah hidup kita, termasuk juga masalah penyakit dan kesembuhannya.
Lakukan ruqyah, datangi peruqyah-peruqyah terdekat, bikin janji dengan mereka, hormati para peruqyah, hargai mereka, karena peruqyah selain mendoakan para pasiennya, mereka juga memberikan pencerahan tauhidiyyah bagi pasien-pasiennya agar pasien-pasiennya bertaubat, diberi kesembuhan, dan kembali ke jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Ditulis dan Diruqyah Oleh:
Eka Jaka - +6281233633899
*Ketua Umum Yayasan Qolbun Neema* dan _Praktisi Ruqyah Syar’iyyah Bandung_
*PENYAKIT JANTUNG KORONER SEMBUH MELALUI TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH*
Pada tahun 2017 lalu, seorang pria pengusaha muda di Kota Malang, datang menemui saya dengan membawa berkas hasil laboratorium medis. Seorang pria yang masih berumur 35-an tahun, berperawakan sedang, menyampaikan vonis yang diberikan oleh pihak medis, bahwa dia terkena penyakit Jantung Koroner dan harus dilakukan tindakan paling lambat pada minggu tersebut bila tidak ingin semakin memburuk kondisinya.
Dari hasil medis yang dibawanya, salah satu yang saya “awasi” adalah hasil dari EKG (Elektrokardiagram) yang bersangkutan. Secara mendasar, EKG itu merekam aktifitas listrik jantung kita dengan pola “garis-garis”.
Pada prinsipnya, ada 5 (lima) komponen dasar yang harus dimiliki dari sebuah gambaran EKG normal, yaitu Gelombang P, Segmen PR, Gelombang Kompleks QRS, Gelombang ST, dan Gelombang T.
Seseorang akan dikatakan normal Jantungnya apabila kelima komponen tersebut ada dalam rekaman EKG. Bila salah satu dari komponen tersebut tidak ada, maka bisa dikatakan kondisi jantungnya abnormal.
Namun EKG juga terkadang harus dilakukan oleh pasien sambil dia beraktifitas, seperti direkam saat menggunakan sepeda statis ataupun pijakan statis lainnya, guna mendeteksi keabnormalan yang tersembunyi.
Selain EKG, ada beberapa komponen medis lain yang juga perlu diperhatikan sebelum menentukan apakah seseorang terdeteksi terkena penyakit Jantung atau tidak.
Kembali kepada kasus pengusaha muda di atas, yang bersangkutan memang telah dinyatakan terkena serangan Jantung Koroner oleh pihak medis.
Sebelum saya ruqyah, saya tanyakan kondisi beberapa titik di tubuhnya apakah mengalami kesakitan ataukah tidak ketika disentuh dengan lembut ataupun dengan sedikit tekanan. Ternyata dinyatakan oleh yang bersangkutan bahwa beberap titik yang ditekan itu mengalami kesakitan.
Singkat cerita, berdasarkan diagnosa anamnesis yang dilakukan, setelah melakukan mukadimah dan proses pertaubatan, akhirnya dilakukan ruqyah. Ketika akan dilakukan ruqyah, ternyata hampir seluruh tim operasional menginginkan untuk diruqyah juga secara bersamaan pada hari itu. Alhasil, pada hari tersebut kita lakukan ruqyah massal seluruh karyawan dari perusahaan milik pengusaha muda tersebut.
Setelah selesai ruqyah massal, saya fokuskan untuk meruqyah pengusaha tersebut secara khusus, dengan ruqyah penyakit Jantung. Tidak ada efek yang berarti dari ruqyah tersebut, yang ada hanyalah banyak cairan yang keluar dari tubuh pasien, baik itu berupa keringat, ingus, lendir, dan juga air mata.
Tiga hari berikutnya, ruqyah ke dua dilakukan kembali dan reaksi cairan-cairan tubuh yang keluar jumlahnya sudah banyak berkurang. Sementara beberapa titik tubuh yang sakit ketika ditekan juga sudah menghilang. Begitu juga Jantung yang selama ini selalu berdebar dan sakit, sudah mulai banyak berkurang rasa sakitnya.
Tiga hari kemudian sejak ruqyah kedua dilakukan, dilaksanakanlah ruqyah ketiga. Pada ruqyah kali ini, pasien merasakan bahwa tekanan pada Jantungnya yang selama ini terasa menekannya sudah mulai menghilang sama sekali. Begitu juga cairan-cairan dari dalam tubuh selama proses ruqyah sudah sama sekali tidak ada. Dan saya sarankan kepada pasien agar melakukan medical check-up, khususnya untuk keluhan pada Jantungnya.
Empat hari kemudian, saya diberi kabar oleh yang bersangkutan, bahwa hasil dari medical check-up pasca ruqyah, dan juga hasil dari konsultasi dengan dokter spesialis Jantung yang selama ini merawatnya, pasien dinyatakan telah sembuh sama sekali dari penyakit Jantung yang dideritanya…..Allahu akbar, Alhamdulillah….
Kasus serupa juga baru saja terjadi, yaitu pada minggu ini, 21 Januari 2019, yang mana hal ini terjadi pada seorang ibu paruh baya yang juga divonis terkena Jantung Koroner.
Dan sama seperti kasus di atas, karena beliau seorang roqi, maka saya berikan mekanisme ruqyah mandiri khusus untuk penyembuhan Jantungnya. Dan terakhir beliau datang ke rumah saya untuk kemudian diruqyah.
Sepulang ruqyah dari rumah saya, siangnya beliau check-up ke dokter spesialis Jantung (karena memang sudah bikin janji sebelumnya dengan dokter tersebut), dan melakukan serangkaian test Jantung. Alhamdulillah, hasil dari serangkaian test tersebut menyatakan bahwa beliau sembuh dari penyakit Jantung Koronernya.
Maha Besar Allah….Maha Kuasa Allah…dan Allahlah Yang Maha Menyembuhkan…
Pointnya adalah, ubahlah pola pikir kita mengenai penyakit atau apapun di dunia ini. Bahwa semua dari Allah, dan segala sesuatu akan kembali kepada Allah. Allah yang memberikan kita sakit dan Allah jualah yang akan menyembuhkan sakit kita. Dalam proses penyembuhan, lakukanlah ikhtiar-ikhtiar yang sesuai Sunnah, yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan al Hadits. Karena, disana ada berkah, disana ada petunjuk, dan disana ada penyembuh.
Para pembaca yang dirahmati Allah, kembali saya mengajak kepada diri saya dan juga kepada para pembaca sekalian, al Qur’an telah menyebutkan bahwa al Qur’an adalah penyembuh bagi segala penyakit yang kita derita. Tidak kurang ada 6 (enam) ayat dalam al Qur’an yang menyatakan bahwa al Qur’an adalah sebagai penyembuh. Ayat-ayat tersebut merupakan firman Allah SWT, yang tidak mungkin ada keraguan didalamnya, yang tidak mungkin ada kebohongan didalamnya.
Malah justru sebaliknya, kebanyakan dari kita ragu, bahkan tidak percaya bahwa al Qur’an itu sebagai penyembuh. Kita lebih percaya pada ucapan dari makhlukNya, yang notebene ilmunya sangat terbatas.
Mari kita kembali ke al Qur’an, jadikan al Qur’an sebagai pedoman hidup kita, sebagai lentera jalan hidup kita, dan jadikan pula al Qur;an sebagai terapi atas segala masalah hidup kita, termasuk juga masalah penyakit dan kesembuhannya.
Lakukan ruqyah, datangi peruqyah-peruqyah terdekat, bikin janji dengan mereka, hormati para peruqyah, hargai mereka, karena peruqyah selain mendoakan para pasiennya, mereka juga memberikan pencerahan tauhidiyyah bagi pasien-pasiennya agar pasien-pasiennya bertaubat, diberi kesembuhan, dan kembali ke jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Ditulis dan Diruqyah Oleh:
Eka Jaka - +6281233633899
*Ketua Umum Yayasan Qolbun Neema* dan _Praktisi Ruqyah Syar’iyyah Bandung_
0 komentar:
Posting Komentar