DEMOKRASI = SISTEM KAFIR
THORIQUNA.ID - Saat ini kepemimpinan orang kafir di seluruh dunia baik di Barat maupun di Timur telah mendekati kehancuran. Semua manusia yang dikendalikan dengan sistem ‘made in kuffar’ sudah berada pada kurun yang menghinakan dalam peradaban manusia, yakni masa Jahiliyah.
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.” (Ath-Thin: 5)
Jahiliyah Modern tampil dengan prinsipnya yang menentang intervensi kekuasaan Allah di muka bumi terutama dalam hal penegakan hukum yang mutlak berada di tangan Allah (Uluhiyah). Prinsip inilah yang kemudian kita kenal dengan sistem Demokrasi. Sistem Jahiliyah ini menyerahkan sistem kekuasaan pada manusia bahkan sebagian mereka menjadikan sebagian yang lain sebagai penguasa.
Selanjutnya, Jahiliyah Modern pun tampil dengan prinsip penentangan terhadap hambanya. Bukankah kehancuran manusia secara massif terjadi karena di sana diberlakukan aturan atau undang-undang sosialis?, Tidakkah kita lihat kesengsaraan berbagai individu dan bangsa disebabkan perbudakan Kapitalisme dan Liberalisme ?
“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran…” (Al-Baqarah: 109)
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka dapat mengembalikan kalian dari agama kalian kepada kekafiran, seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 217)
Meskipun beragam sumber dan muatannya, semua sistem Jahiliyah itu disatukan oleh persamaan yaitu tidak berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah atau Syari’at Islam. Dalam pandangan Islam, semua pedoman hidup yang tidak berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah apalagi sampai bertolak belakang atau menyelisihi Al-Qur’an danAs-Sunnah tersebut adalah Thaghut.
Sebagai contoh dalam aspek ideologi kita bisa menyebutkan beberapa thaghut modern yang saat ini mendunia: Materialism, Naturalism, Humanism, Pluralism, Sekularisme, Atheism dan Komunisme. Dalam aspek ekonomi seperti Kapitalisme dan Sosialisme. Dalam bidang organisasi yang besar seperti Persatuan Bangsa-Bangsa.
Sistem-sistem thaghut ini mendunia karena dianut dan dipraktekkan oleh bermilyar-milyar umat manusia di seluruh dunia. Secara nama ia layak disebut thaghut internasional. Bahayanya terhadap kemaslahatan agama, nyawa dan akal bahkan kehormatan kaum muslimin lebih besar dari thaghut-thaghut lainnya yang bertaraf lokal atau nasional.
Para ulama membuat satu kaidah tentang sistem thaghut itu, Al Kufru Millatun Wahidah, kekafiran itu satu aliran atau satu agama. ( Abu Ammar, Menjadi Ahli Tauhid di Akhir Zaman). Artinya, walaupun beragam sumber dan muatannya namun semua aliran agama dan kepercayaan kufur atau thaghut memiliki kesamaan sehingga dianggap satu. Satu sumbernya yaitu setan, satu muatannyta yaitu beribadah kepada selain Allah, dan satu buahnya yaitu mengantarkan pemeluknya kepada murka Allah dan siksa neraka.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia, jika Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al-An’am: 112)
Bermacam-macam sistem thaghut internasional yang saat ini mendominasi panggung kehidupan umat manusia di seluruh dunia pasti memiliki ‘benang merah’ kepada setan dari golongan jin dan manusia.
Jika kita perlajari sejarah kehidupan manusia maka akan kita dapati fakta bahwa setan dari golongan manusia tersebut berawal dari Eropa. Mereka adalah orang-orang Kristen yang terlepas dari agama yang hak dan orang-orang Yahudi yang ‘menunggangi’ orang-orang Kristen Eropa untuk menjajah bangsa-bangsa muslim dan non-muslim di seluruh dunia.
Dengan jalan Kolonialisme dan Imperialisme Salibis Eropa yang ditunggangi kepentingan-kepentingan Yahudi tersebut, datang ke negeri-negeri kaum muslimin. Ketika keimanan kaum muslimin melemah dan mereka meninggalkan sebagian besar ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan, pada saat itulah Kolonialisme dan Imperialisme berhasil membelenggu kaum muslimin hingga saat ini.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.” (Ali Imran: 100)
“Mereka ingin supaya kalian menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kalian menjadi sama dengan mereka.” (An-Nisa:89)
Rasulullah memarahi sahabat yang mempelajari kitab Injil atau Taurat setelah Allah menurunkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup manusia. Mengapa demikian ? Karena Injil dan Taurat telah mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan oleh tangan-tangan jahat kaum Yahudi dn Nasrani. Sementara Al-Qur’an adalah wahyu Allah terakhir yang kemurniannya terpelihara dengan jaminan Allah.
“Suatu hari Rasulullah saw. marah besar karena melihat Umat bin Khaththab masih membawa –bawa dan mempelajari kitab Taurat. Kemudian Rasulullah bersabda, “Apakah kalian masih juga mendalaminya wahai putra Khat karena melihat Umat bin Khaththab ?” Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya. Sungguh aku telah membawa agama ini kepada kalian dalam keadaan murni dan sangat jelas. Janganlah kalian menanyakan sesuatupun tentang wahyu kepada Ahlul Kitab, karena boleh jadi mereka menceritakan sebuah kebenaran kepada kalian lantas kalian mendustaknnya, atau mereka menceritakan sebuah kebathilan kepada kalian lantas kalian membenarkannya. Demi Allah yang nyawaku berada dalam tangan-Nya, seandainya nabi Musa berada di tengah kalian niscaya ia tidak memiliki keleluasaan selain mengikutiku.” (HR. Bukhari)
Jika mempelajari Taurat dan Injil untuk tujuan membandingkannya dengan Al-Qur’an atau mencari petunjuk di dalamnya adalah haram, maka bagaimana lagi hukum mempelajari, menganut dan memperjuangkan sistem demokrasi hasil karya kaum penyembah berhala ? Jika syariat Nasrani dan Yahudi telah dihapus dengan syariat Islam, bukankah ajaran jahiliyah penyembah berhala yang bernama demokrasi ini lebih dihapus lagi oleh syariat Islam ?
Tidak diragukan lagi mereka yang mengikuti ajaran Jahiliyah ini dengan penuh kesadaran akan hakikat kekufurannya, kerelaan hati dan kebanggaannya, merupakan orang yang paling dimurkai Allah, sebagaimana sabda Rasulullah:
“Manusia yang paling dibenci Allah ada tiga: 1) Orang yang melakukan kejahatan di tanah haram 2) orang yang mencari pedoman hidup Jahiliyah setelah masuk Islam dan 3) orang yang menu,pahkan darah orang lain tanpa alasan yang benar demi menumpahkan darahnya.” (HR. Bukhari)
Setelah kita mengatahui dan memahami betapa bahayanya sistem Jahiliayah, maka kita tidak boleh lupa, ternyata ada satu sistem yang terbukti mampu menciptakan Negara yang adil, makmur dan maju selama lebih dari seribu tahun, yakni sistem khilafah Islamiyyah ‘ala Minhajin Jubuwwah.
Wallohu ‘alam.
THORIQUNA.ID - Saat ini kepemimpinan orang kafir di seluruh dunia baik di Barat maupun di Timur telah mendekati kehancuran. Semua manusia yang dikendalikan dengan sistem ‘made in kuffar’ sudah berada pada kurun yang menghinakan dalam peradaban manusia, yakni masa Jahiliyah.
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.” (Ath-Thin: 5)
Jahiliyah Modern tampil dengan prinsipnya yang menentang intervensi kekuasaan Allah di muka bumi terutama dalam hal penegakan hukum yang mutlak berada di tangan Allah (Uluhiyah). Prinsip inilah yang kemudian kita kenal dengan sistem Demokrasi. Sistem Jahiliyah ini menyerahkan sistem kekuasaan pada manusia bahkan sebagian mereka menjadikan sebagian yang lain sebagai penguasa.
Selanjutnya, Jahiliyah Modern pun tampil dengan prinsip penentangan terhadap hambanya. Bukankah kehancuran manusia secara massif terjadi karena di sana diberlakukan aturan atau undang-undang sosialis?, Tidakkah kita lihat kesengsaraan berbagai individu dan bangsa disebabkan perbudakan Kapitalisme dan Liberalisme ?
“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran…” (Al-Baqarah: 109)
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka dapat mengembalikan kalian dari agama kalian kepada kekafiran, seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 217)
Meskipun beragam sumber dan muatannya, semua sistem Jahiliyah itu disatukan oleh persamaan yaitu tidak berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah atau Syari’at Islam. Dalam pandangan Islam, semua pedoman hidup yang tidak berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah apalagi sampai bertolak belakang atau menyelisihi Al-Qur’an danAs-Sunnah tersebut adalah Thaghut.
Sebagai contoh dalam aspek ideologi kita bisa menyebutkan beberapa thaghut modern yang saat ini mendunia: Materialism, Naturalism, Humanism, Pluralism, Sekularisme, Atheism dan Komunisme. Dalam aspek ekonomi seperti Kapitalisme dan Sosialisme. Dalam bidang organisasi yang besar seperti Persatuan Bangsa-Bangsa.
Sistem-sistem thaghut ini mendunia karena dianut dan dipraktekkan oleh bermilyar-milyar umat manusia di seluruh dunia. Secara nama ia layak disebut thaghut internasional. Bahayanya terhadap kemaslahatan agama, nyawa dan akal bahkan kehormatan kaum muslimin lebih besar dari thaghut-thaghut lainnya yang bertaraf lokal atau nasional.
Para ulama membuat satu kaidah tentang sistem thaghut itu, Al Kufru Millatun Wahidah, kekafiran itu satu aliran atau satu agama. ( Abu Ammar, Menjadi Ahli Tauhid di Akhir Zaman). Artinya, walaupun beragam sumber dan muatannya namun semua aliran agama dan kepercayaan kufur atau thaghut memiliki kesamaan sehingga dianggap satu. Satu sumbernya yaitu setan, satu muatannyta yaitu beribadah kepada selain Allah, dan satu buahnya yaitu mengantarkan pemeluknya kepada murka Allah dan siksa neraka.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia, jika Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al-An’am: 112)
Bermacam-macam sistem thaghut internasional yang saat ini mendominasi panggung kehidupan umat manusia di seluruh dunia pasti memiliki ‘benang merah’ kepada setan dari golongan jin dan manusia.
Jika kita perlajari sejarah kehidupan manusia maka akan kita dapati fakta bahwa setan dari golongan manusia tersebut berawal dari Eropa. Mereka adalah orang-orang Kristen yang terlepas dari agama yang hak dan orang-orang Yahudi yang ‘menunggangi’ orang-orang Kristen Eropa untuk menjajah bangsa-bangsa muslim dan non-muslim di seluruh dunia.
Dengan jalan Kolonialisme dan Imperialisme Salibis Eropa yang ditunggangi kepentingan-kepentingan Yahudi tersebut, datang ke negeri-negeri kaum muslimin. Ketika keimanan kaum muslimin melemah dan mereka meninggalkan sebagian besar ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan, pada saat itulah Kolonialisme dan Imperialisme berhasil membelenggu kaum muslimin hingga saat ini.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.” (Ali Imran: 100)
“Mereka ingin supaya kalian menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kalian menjadi sama dengan mereka.” (An-Nisa:89)
Rasulullah memarahi sahabat yang mempelajari kitab Injil atau Taurat setelah Allah menurunkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup manusia. Mengapa demikian ? Karena Injil dan Taurat telah mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan oleh tangan-tangan jahat kaum Yahudi dn Nasrani. Sementara Al-Qur’an adalah wahyu Allah terakhir yang kemurniannya terpelihara dengan jaminan Allah.
“Suatu hari Rasulullah saw. marah besar karena melihat Umat bin Khaththab masih membawa –bawa dan mempelajari kitab Taurat. Kemudian Rasulullah bersabda, “Apakah kalian masih juga mendalaminya wahai putra Khat karena melihat Umat bin Khaththab ?” Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya. Sungguh aku telah membawa agama ini kepada kalian dalam keadaan murni dan sangat jelas. Janganlah kalian menanyakan sesuatupun tentang wahyu kepada Ahlul Kitab, karena boleh jadi mereka menceritakan sebuah kebenaran kepada kalian lantas kalian mendustaknnya, atau mereka menceritakan sebuah kebathilan kepada kalian lantas kalian membenarkannya. Demi Allah yang nyawaku berada dalam tangan-Nya, seandainya nabi Musa berada di tengah kalian niscaya ia tidak memiliki keleluasaan selain mengikutiku.” (HR. Bukhari)
Jika mempelajari Taurat dan Injil untuk tujuan membandingkannya dengan Al-Qur’an atau mencari petunjuk di dalamnya adalah haram, maka bagaimana lagi hukum mempelajari, menganut dan memperjuangkan sistem demokrasi hasil karya kaum penyembah berhala ? Jika syariat Nasrani dan Yahudi telah dihapus dengan syariat Islam, bukankah ajaran jahiliyah penyembah berhala yang bernama demokrasi ini lebih dihapus lagi oleh syariat Islam ?
Tidak diragukan lagi mereka yang mengikuti ajaran Jahiliyah ini dengan penuh kesadaran akan hakikat kekufurannya, kerelaan hati dan kebanggaannya, merupakan orang yang paling dimurkai Allah, sebagaimana sabda Rasulullah:
“Manusia yang paling dibenci Allah ada tiga: 1) Orang yang melakukan kejahatan di tanah haram 2) orang yang mencari pedoman hidup Jahiliyah setelah masuk Islam dan 3) orang yang menu,pahkan darah orang lain tanpa alasan yang benar demi menumpahkan darahnya.” (HR. Bukhari)
Setelah kita mengatahui dan memahami betapa bahayanya sistem Jahiliayah, maka kita tidak boleh lupa, ternyata ada satu sistem yang terbukti mampu menciptakan Negara yang adil, makmur dan maju selama lebih dari seribu tahun, yakni sistem khilafah Islamiyyah ‘ala Minhajin Jubuwwah.
Wallohu ‘alam.
0 komentar:
Posting Komentar