Karomah adalah peristiwa luar biasa yang dikaruniakan oleh Allah SWT
kepada sebagian wali-Nya. Para ulama ahlu sunnah telah sepakat bahwa
karomah itu ada, dan terjadi. Di dalam Al-Quran pun diberikan gambaran
mengenai sebagian karomah seperti kisah Ashabul Kahfi yang tertidur 309
tahun, kisah Sayidah Maryam, Dzul Qornain dan lainnya.
Para wali
umat Nabi SAW juga banyak memiliki karomah. Berikut ini adalah 20 bentuk
karomah yang terjadi pada mereka yang dikatakan oleh sebagian ulama:
1.Menghidupkan yang mati.
Ini adalah karomah tertinggi. Abu Ubaid al Busri pernah mengalaminya.
Beliau berperang dengan membawa hewan tunggangannya. Selepas perang,
hewan tunggangannya mati sehingga ia pun tidak dapat pulang ke kotanya.
Ia pun berdoa kepada Allah agar menghidupkan kembali kudanya itu, maka
Allah pun menghidupkan kembali kudanya agar ia dapat pulang. Setelah
sampai di kotanya, kuda itu mati kembali.
Begitupula Mufarrij ad
Damami as Shoidi, ketika dihidangkan burung panggang, ia mengatakan
“Terbanglah dengan izin Allah.” Maka burung itu pun terbang kembali.
Syaikh al Ahdal memiliki kucing kesayangan. Suatu hari pembantunya
memukulnya sehingga kucing itu mati, kemudian ia membuang bangkainya.
Tiga hari kemudian, Syaikh menanyakan keberadaan kucingnya tetapi
pembantunya malah mengatakan: ”Aku tidak tahu.” Lalu Syaikh memanggil
kucingnya itu dan secara ajaib kucingnya datang kepadanya sambil
berlari.
Al Kailani pernah meletakkan tanganya di atas tulang
ayam yang telah ia makan sambil berkata, “Berdirilah dengan izin Allah
yang menghidupkan tulang belulang.” Maka ayam itupun kembali hidup.
2.Berbicara dengan yang mati
Karomah jenis ini sangat sering terjadi. Syaikh Abdul Qodir Al Jailani
dan banyak para wali lain pernah melakukannya. Syaikh Islam as Syaraof
Al Munawi pernah berbicara dengan Imam Syafii, maka Imam Syafii
mengajaknya bicara dari kuburnya.
3.Membelah laut dan mengeringkannya
Ada salah satu wali yang jatuh sakit di atas perahu kemudian mati.
Ketika jenazahnya telah diurus dan hendak dilemparkan ke laut, laut
terbelah dua. Perahu itupun menyentuh tanah, lalu mereka menggali kubur
di sana kemudian jenazah itu pun dikuburkan. Setelah selesai, air
kembali seperti semula.
Di antaranya juga adalah berjalan di atas air dan ini banyak terjadi sebagaimana terjadi pada Imam Ibnu Daqiqil Id.
4.Merubah benda
Diantaranya yang terjadi pada Hitar al Yamani. Sebagian orang yang suka
mengejeknya mengirimkan dua botol minuman keras kepadanya. Lalu beliau
pun mengalirkan keduanya, salah satunya menjadi madu dan yang lain
menjadi samin. Kemudian beliau menghidangkannya kepada orang-orang yang
hadir di sana.
5.Terlipatnya bumi
Sebagian mereka ada yang
berada di kota Thurtus kemudian ia merindukan untuk menziarahi tanah
Haram. Maka ia pun memasukan kepala ke dalam pakaiannya, kemudian ia
mengeluarkannya dan ia sudah berada di tanah haram. Banyak sekali
kejadian serupa sampai kepada derajat tawatur dan tidak ada yang
mengingkarinya kecuali orang yang keras kepala.
6.Berbicara dengan hewan, tumbuhan dan benda mati.
Ini juga banyak terjadi. Di antaranya kisah Ibrahim bin Adham ketika
duduk di bawah pohon delima. Pohon itu berkata padanya, “Hai Abu Ishaq,
muliakan aku dengan cara engkau makan dari buahku.” Beliau pun
memakannya.
Asyibli pernah berkehendak memakan buah dari suatu
pohon. Ketika ia menjulurkan tangan, pohon itu berkata, “Jangan memakan
buahku karena aku adalah pohon milik seorang Yahudi.”
7.Menyembuhkan penyakit
Imam Abdul Qodir al Jailani pernah berkata kepada anak kecil yang
lumpuh dan buta. “Berdirilah dengan izin Allah.” Maka ia pun berdiri
tanpa terisa penyakit apapun lagi padanya.
8.Tunduknya hewan kepada mereka
Al Mihani dan beberapa wali lainya dapat menunggangi singa. Bahkan
sebagian mereka ditaati oleh benda mati. Imam Ibnu Abdis Salam pernah
mengatakan kepada angin ketika menghadapi musuh dalam pepeangan, “Hai
angin, serbulah mereka.” Maka anginpun bertiup kencang pada mereka.
9, 10, 11. Meringkas waktu, memanjangkannya dan terkabulkannya doa.
Ini sangat banyak terjadi di antara mereka.
Memberi kabar mengenai sebagian hal ghaib dengan izin Allah.
Di antaranya adalah kasyaf. Peristiwa yang seperti ini tidak dapat
dihitung saking banyaknya. Yang dimaksud bukan semua hal ghaib, tapi
sebagian hal ghaib dengan izin Allah.
Menahan diri tidak makan dan minum dalam masa yang lama
Ini banyak terjadi dan masih dapat disaksikan pada sebagian orang.
Maqomut tasrif (seperti mengatur turun hujan dengan izin Allah)
Ini banyak terjadi di setiap masa.
Makan sejumlah besar makanan
Sebagaimana dinnukilkan Syaikh Dimradasy pernah diundang salah satu
penguasa untuk menghadiri hidangan makanan. Penguasa itu mengundangnya
dan jamaahnya. Syaikh datang kepadanya sendiri, penguasa itu heran dan
mengatakan, “Siapa nanti yang akan menghabiskan makanan?” Maka beliau
pun memakan semua makanan yang ada di sana.
Terjaga dari yang haram
Harits al Muhasibi jika dihidangkan makanan yang mengandung syubhat
maka salah satu uratnya bergerak. Sedangkan al Mursi bergerak semua
uratnya.
Melihat tempat yang jauh dari balik hijab
Syaikh Abu Ishaq as Syirozi menyaksikan Kakbah padahal ketika itu ia berada di Baghdad.
Kewibawaan yang besar
Sebagian mereka ada yang memiliki kewibawaan yang sangat besar sehingga
pernah orang yang melihatnya mati karena haibahnya. Ini terjadi pada
Abi Yazid al Bisthomi dan Syaikh Ahmad al Badawi.
Allah menghancurkan orang yang menghendaki keburukan pada mereka.
Sebagaimana terjadi pada salah seorang dari wali, ketika ia berdesakan
dengan seseorang kemudian orang itu menampar wajahnya. Maka tiba-tiba
tangannya terlepas bersama dengan pukulan itu. Ia mengatakan, “Demi
Allah aku tidak menghendakinya, akan tetapi Tuhan pemilik anggota Tubuh
itu yang merasa cemburu dengannya.”
merubah rupa
Terjadi pada Qodhib al Bani al Maushili, ada seorang faqih yang
mengingkarinya karena tidak melihatnya melakukan shalat. Maka ia pun
berubah bentuk dalam sekejap dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda.
Lalu ia berkata, “Dalam bentuk yang manana engkau tidak melihat aku
melaksanakan shalat?”
*Dzr
Sumber: al Kawakib ad Durriyah fi Tarojim as Sadah as Sufiyah lis Syaikh Zainuddin Muhammad Abdur Rouf al Munawi
0 komentar:
Posting Komentar