Doa Minta Kaya dan Lepas dari Utang
Doa Cepat Kaya Sesuai Tuntunan Nabi, Dibaca 14 Kali dalam Sehari
AMALAN KAYA GURU SEKUMPUL
Al-Ghaniyyu, Allah Maha Kaya
Amalan Cepat Kaya, Bikin Rezeki Lancar, Baca 40 Kali Kata Habib Hanif Alatas
Amalan Agar Cepat Kaya Raya dan Terhindar dari Kemiskinan
Doa lain bisa diamalkan antara lain:
Membaca Surat Al-waqiah
Surat Al-waqiah ini sangaat luar biasa sekali fadhilahnya diantaranya adalah bisa menghindarkan diri kita dari kemiskinan, dan juga memperlancar rejeki kita. Kalau gak percaya ini nih haditsnya yang menerangkan bahwa “Barang siapa membaca surat Al-Waqiah, maka ia tidak akan tertimpa kefakiran untuk selamanya”, gimana, silahkan dicoba disetiap harinya dan rasakan perbedaannya.
Bacaan Doa Al Mughni
Berarti adalah maha pemberi kekayaan. Anda harus yakin bahwasanya Allah akan memberikan kekayaannya pada kita. Cara mengamalkannya yaitu cobalah untuk rajin membaca doa Ya Mughni sebanyak 1000 X setiap habis shalat.
Setelah selesai membacanya sebanyak 1000 X dilanjutkan dengan membaca doa:
Allohumma bisirri ‘alaa lyusrilladdzii yassartahu ‘ala katsiirim min ‘ibaadika wa agnitsnii bifadhlika ‘amman Siwaaka wawazibun ‘alayhi.
Cobalah untuk istiqomah selama 40 hari karena barang siapa yang mengamalkan dzikir:
lafadz Ya Mughni di setiap hari tanpa putus dalam waktu 40 hari maka Allah akan memudahkan urusannnya mencari rezeki dan mempercepatkan hambanya untuk cepat kaya.
DZKIKIR ASMAUL HUSNA SETELAH SHOLAT
Asmaul husna banyak sekali manfaat dan keutamaannya diantaranya bisa membuka pintu rezeki, tak hanya membuka pintu rezeki saja, tetapi juga bisa menyembuhkan penyakit, mendapatkan keselamatan, mendapat ampunan, bahkan bisa menguatkan iman kita.
Bagi anda yang ingin doa cepat kaya dan bisa menjadi kaya raya anda bisa mengamalkan beberapa doa yang ada dalam Asmaul Husna, apa saja doa-doanya, baiklah berikut ini adalah doanya.
- AL MALIKU
Selain bacaan Al Mughni, bacaan lainnya yang bisa anda amalkan adalah membaca dzikir Al-Maliku yang artinya adalah yang maha menguasai. Diantara keutamaan membaca dzikir ini adalah kita akan mendapatkan keberuntungan dan akan dimudahkan usahanya.
Cara pengamalannya adalah membaca 80 X di waktu pagi dan sore hari.
- AL-WAHHAB
Dzikir lainnya yang termasuk doa cepat kaya adalah Al-wahhab. Untuk cara pengalamannya , yaitu dengan membacanya sebanyak 23 X setelah sholat 5 waktu dilaksanakan secara istiqomah sembari berusaha.
Dzikir lainnya yang sama seperti dzikir diatas diantaranya Ar-Razzaq dan Al-Baasith.
- SHOLAT DHUHA
Kalau amalan ini sangat luar biasa sekali, karena kita melakukannya pada pagi hari yang mana waktu tersebut sangat mustajab sekali dalam berdo’a. Dalam doa sholat dhuha saja ada penekanan dalam meminta rezeki yaitu jika dilangit maka diturunkan, dibumi akan dikeluarkan, dan selanjutnya.
Bahkan dalam hadits Qudsi dijelaskan bahwa barang siapa yang yang menunaikan sholat dhuha maka Allah swt akan mencukupkan rezekinya sampai sore hari.
Lakukan secara istiqomah, Akan lebih lengkap jika setelah sholat duha dilanjut membaca surah al-waqiah dilanjutkan dengan do’a duha dan do’a barokah surah al-waqiah. insaa allah, allah swt akan mempermudah rezeki kita. (*)
Pengertian Hadits 'Setiap Anak Manusia Ditakdirkan Berzina'
Sebelum melihat pandangan ulama perihal ini, ada baiknya kita mengutip hadits Rasulullah SAW yang dimaksud. Sejumlah perawi meriwayatkan hadits ini, yaitu Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud:
Artinya, “Hadits pertama dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata bahwa aku tidak melihat sesuatu yang lebih mirip dengan ‘kesalahan kecil’ daripada hadits riwayat Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah telah menakdirkan anak Adam sebagian dari zina yang akan dialaminya, bukan mustahil. Zina kedua mata adalah melihat. Zina mulut adalah berkata. Zina hati adalah berharap dan berkeinginan. Sedangkan alat kelamin itu membuktikannya atau mendustakannya,’” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Imam As-Suyuthi dalam Syarah Shahih Muslim-nya mencoba menjelaskan hadits ini dengan kesepakatan bahwa setiap anak Adam tidak mengelak dari takdir zina. Tetapi zina seperti apa?
Imam As-Suyuthi melihat dua kategori zina dari pemahamannya atas hadits tersebut. Menurutnya, hadits ini membagi zina menjadi dua, yaitu zina hakiki dan zina majazi.
Zina hakiki adalah praktik zina sebagaimana yang dipahami secara umum, yaitu pertemuan kelamin seseorang dan kelamin lawan jenisnya yang dilakukan bukan dengan haknya (secara batil). Sedangkan zina majazi adalah dosa yang dilakukan oleh anggota badan anak Adam selain kelamin, yaitu mata, hati, mulut, tangan, dan kaki.
Setiap anak Adam, menurut Imam As-Suyuthi, sulit terhindar dari zina majazi dan zina hakiki. Tetapi setiap manusia mempunyai takdirnya masing-masing. Tidak semua orang ditakdirkan melakukan zina hakiki. Tidak semua orang ditakdirkan melakukan zina majazi sebagaimana keterangan berikut ini:
Artinya, “Maksud hadits ‘Allah telah menakdirkan anak Adam sebagian dari zina’ adalah bahwa setiap anak Adam ditakdirkan melakukan sebagian dari zina. Sebagian dari mereka ada yang berzina hakiki dengan memasukkan alat kelamin ke dalam kelamin yang diharamkan. Sebagian lainnya berzina secara majazi, yaitu memandang yang diharamkan atau semisalnya yang tersebut dalam hadits. Semua yang tersebut itu merupakan zina majazi. Sedangkan alat kelamin membuktikan (membenarkannya) atau mendustakannya, bisa jadi dengan merealisasikan zina dengan alat kelamin atau tidak merealisasikannya dengan tidak memasukkan alat kelaminnya meskipun hanya mendekati. Ibnu Abbas memahami tindakan itu semua sebagai dosa kecil sebagai tafsiran atas kata ‘al-lamam’ atau kesalahan kecil. Allah berfirman, ‘Orang yang menjauhi dosa besar dan perbuatan keji selain kesalahan kecil,’ pada surat An-Najm. Kesalahan kecil itu dapat diampuni dengan menjauhi dosa besar,” (Lihat Jalaluddin As-Suyuthi, Ad-Dibaj, [Saudi, Daru Ibni Affan: 1996 M/1416 H], juz VI, halaman 20).
Setiap orang memiliki takdir dan jalan hidup yang digariskan oleh Allah SWT. setiap dari mereka tidak akan bisa mengelak dari garis takdir tersebut. Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kita tidak mengetahui takdir kita yang mana.
Oleh karena itu, seseorang tidak bisa menjadikan hadits ini sebagai alat pembenaran bagi praktik zina yang mana pun, hakiki maupun majazi. Seyogianya kita menjaga kesadaran untuk menjauh dari hal-hal yang mendekati zina. Semoga Allah melindungi kita dan masyarakat dari dosa besar zina. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)